DEPRESI, SARTINI HIDUP DALAM PASUNGAN


"Apapun yang terjadi, ku kan selalu ada untukmu."

PETIKAN syair lagu Ya Sudahlah yang dipopulerkan Bondan Prakoso itu mengalun merdu dari mulut Sartini. Sekilas tidak ada tanda-tanda jika gadis berusia 17 tahun itu mengalami depresi berat.

Ketika ditemui di rumahnya yang masuk kategori tidak layak huni,  Sartini baru saja bangun dari tidur. Ia sempat memalingkan muka saat hendak difoto, tidak berselang lama ia pun duduk di tepi tempat tidur dan bersedia di foto.

Saat hendak duduk itulah terlihat rantai kecil melilit kaki kanannya. Ia lantas mengajak ngobrol anggota Majelis Rakyat Cilacap (MRC) yang khusus datang untuk menjenguknya, tidak disangka gadis kelahiran 13 Juni 1995 itu mengenali seorang anggota MRC, Yanto Kumbo.

Kakak Sartini, Kusiman bercerita, adiknya mengalami depresi sejak tiga tahun silam. Kakinya terpaksa dirantai karena berulang kali kabur dari rumah dan mengamuk di jalanan. Beberapa kali, adiknya itu juga melempari pengendara motor yang melintas dengan batu.

"Jika sedang marah dia nekat membuka baju hingga telanjang bulat. Gedek di kamar juga dijebolnya, dia hanya manut atau menurut sama saya termasuk saat disuruh mandi, jika dengan orang lain pasti Sartini mengamuk," katanya.

Kusiman mengatakan, adiknya sempat bersekolah di SMP Negeri 5 Cilacap namun hanya sampai kelas satu. Setelah berhenti sekolah, Sartini lantas bekerja di Jakarta namun hanya sebentar dan lantas kembali ke  Cilacap.

Adik tercintanya itu bahkan sempat dilamar dua pemuda. Namun usai lamaran, justru menjadi depresi, ia memerkirakan itu disebabkan apa yang ada di pikiran tidak sama dengan kenyataan.

"Setelah berobat ke sejumlah kyai dan dukun, pada awal 2012 sartini sempat sembuh dan oleh dikirim ke tempat saudara di Lombok. Ternyata depresinya kambuh lagi, ditandai dengan minta disuapi setiap kali makan, adik saya juga jadi lebih banyak diam," ujarnya.

Ibu Sartini, Sarinem Rubes mengatakan, meski mengalami depresi, putrinya itu masih hafal dengan rekan-rekan semasa di SD Negeri Kutawaru 04. Sesekali Sartini juga masih mengaji Al Quran dengan lancar.

Warga RT 2 RW 13, Pekuyan Kutawaru itu menjelaskan, Sartini juga masih rajin menjalankan salat lima waktu. Ia menjelaskan, tidak ada tanda-tanda jika anak tercintanya itu akan mengalami depresi seperti sekarang.

"Saya sudah bercerai, sejak itu mantan suami, Sumarjo sama sekali tidak pernah menengok Sartini. Untuk pengobatan, kami pasrahkan kyai dan orang pintar, Alhamdulillah sekarang sudah ada yang sanggup mengobati putri saya lagi," katanya.

Anggota Divisi Perekonomian Wilayah Kota Majelis Rakyat Cilacap, Supiyan Subekti mengatakan akan mendampingi proses penyembuhan Sartini. Apabila upaya yang dilakukan kyai menemui jalan buntu, menurutnya MRC siap membawa gadis itu ke Rumah Sakit Jiwa Magelang.

"Kami sudah berkoordinasi dengan keluarga dan mereka telah memasrahkan pengobatan Sartini. MRC juga akan menggandeng lembaga swadaya masyarakat untuk mendampingi pengobatan gadis itu," ujarnya. (jojo paijo/agung lindu nagara)

Comments

Popular posts from this blog

Limfa Terbalik, Perut Yesika Membesar

Selayang Pandang Majelis Rakyat Cilacap